Aku jadi teringat akan sebuah cerita percintaan picisan yang pernah aku alami semasa smp. Well, di mana disebutkan di sana kata orang banyak terjadinya cinta monyet. Yang bener aja cinta monyet, pertama kali aku denger istilah yang menurutku aneh ini terbayang beberapa definisi aneh yang tiba-tiba muncul begitu saja di otakku. Engga tau kenapa sih otakku ini selalu saja menampilhan hal-hal aneh dan begitu negatif, si mama salah ngasih vitamin otak kali ya.
Aku mulai mengamati seorang cowok waktu aku masih duduk di kelas 5 sd. Namanya Hendra, temen sekelasku. Sebenernya dia murid baru pindahan dari Jakarta waktu masih kelas 3 tapi belum nyadar sebelumnya kalo nih cowok ternyata asyik juga atau dalam film ABG dibilang cool (emang kulkas adem). Anaknya lucu, konyol dan terkenal dengan sebutan “Hendra ganteng”, bahkan aku engga tau waktu itu ukuran ganteng iku kayak apa. Tapi yang jelas waktu itu aku ngefans banget sama yang namanya nobita. Dan mungkin emang cowo ganteng itu kaya Nobita kali ya.
Waktu itu aku masih duduk di bangku SMP, masi dongo, apalagi tentang masalah cinta. kalau kalian nyari aku di tempat ramai, cari aja anak pendek, kecil, item, kumel, rambut awut-awutan, selengekan dan terkesan dongo karena tentang cinta yang kutahu hanyalah kata-kata I Love You yang biasanya diutarakan di film film ABG yang biasa kutonton tiap sore yang diucapkan oleh si ABG cowok kepada si ABG cewek dengan membawa setangkai bunga mawar berwarna merah, kemudian si ABG cewek menerima bunga itu menciumnya dan juga berkata ‘I Love You’.
Padahal aku pernah nyoba nyium bunga bawar yang ditanam si mama di halaman depan dekat kolam ikan. Kucoba berkali-kali tapi tak pernah aku rasakan baunya, yang kucium malah keringkat tuan ikan yang tercampur dengan air kolam.
Ada seorang cowok dikelasku yang bernama Riand, anaknya supel, sedikit gendut tapi engga gendut-gendut amat, pinter nge-drum dan yang terpenting dari cowok yang telah kupelajari dari Ana teman sebangkuku adalah dia tajir alias kaya. Dia suka sekali menggodaku bahkan sering meneleponku, menurut Ana, Si Riand tuh suka sama aku.
“Semalem nelpon lagi?”tanya Ana, aku mengangguk sambil terus menikmati mie ayam sebelum bel masuk berkumandang pagi itu.
“Sepertinya lu bakalan dapet surprise deh hari ini.”ujar Ana lalu meninggalkanku dengan sebungkus mie remes di tanganya.
Benar saja, istirahat pun tiba. Aku berjalan melalui koridor menuju kantin untuk mengisi perutku yang sudah mulai berkokok. Kulihat tadi Si Ana sudah tidak ada di kelas, anak itu cepat sekali perginya. Sepintas aku sempat melihat Si Riand berdiri di depan kelas sambil memandangku dan Si Ana sudah ada di koridor tengah menantiku.
“Putri!”serunya.
“Gue cariin Lu ternyata di sini, ayo ke kantin, udah laper gue.”
“Dasar perut karet. Ntar ah, ada sesuatu nih buat lu.”ujarnya sambil menyeretku kembali menuju kelas. Di depan kelas ternyata Riand telah menunggu, cowok itu pun menarik tanganku menuju belakang pintu kelas. Dan disinilah tragedi di balik pintu terjadi.
“Ada apa?”tanyaku.
“Ada yang mau gue...ng...ng...”katanya gugup. Dalam benakku cuman ada sepiring batagor yang bakalan bikin ayam-ayam di perutku berhenti berkokok.
“lu mau ngentut?”tanyaku, Riand menggeleng, “terus?”
“Gue sayang lu, mau engga lu jadi pacar gue?”tanyanya. aku ngakak, bingung, jadi gini rasanya di tembak cowo. Kulirik Ana yang menatapku dengan pandangan sinis.
“Kok ketawa, Put? Gimana?”
“Ngg...Ng..”busyet ganti aku deh yang mau kentut gara-gara kebanyakan ketawa, “Maaf, Yand, aku engga bisa. Bye!”seruku lalu pergi meninggalkannya menuju kantin. Gila aja, kalo engga segera kuisi nih perut, kena magh bisa berabe.
Sepanjang pelaaran Ana tak berkata apa pun. Setiap ku bertanya, dia hanya memalingkan muka. Heran juga, ada apa dengan nih anak? Apa gara-gara kejadian istirahat tadi. Aku hanya bisa gigit pensil.
“Hai kecil!”sapa Tama, cowok dari kelas sebelah yang jago sekali maen gitar. Aku tersenyum, cowok itu pun berlalu. Aku memandang punggung cowok yang entah mengapa membuatku tak pernah bosan memandangnya.
“Liat apa lu?”sebuah suara mengagetkanku.
“Na? Lu...”
“Lu jahat banget sih...”serunya.
“Jahat apa lagi?”
“Bukan gitu cara nolak cowok.”dengusnya lalu pergi meninggalkanku.
Dan sejak itu, Ana tak pernah lagi berbicara denganku. Wahhh aku baru sadar, kalo cinta pun bisa merusak persahabatan, entah bagaimana caranya. Bahkan aku masih belum mengerti, salah apa waktu itu aku sama Ana.
Bersambung...
3 omelan:
palingan ana trisno koe sisan ndok.. :D
ada 2 'pengetahuan' baru dari cerita ini.
1 baru tahu kalau nobita itu ganteng. hihii....
2 baru tahu kalau ikan suka keringatan. hihiihii
sedikit bicara soal cinta,
cinta itu ibarat kata cahaya
yang ditulis dengan cahaya
diatas lembaran cahaya
beberapa diantara kita
telah menulisnya dengan kehitaman tinta
yang menggelapkan mata
namun justru
jika bukan karena hitamnya tinta beberapa orang itu
maka kita akan buta
dalam ruang yang bercahaya
dan tak ada kata terlambat untuk melakukan sebuah kebaikan, termasuk mengucapkan selamat Idul Fitri 1431 H, taqobbalallahu minna wa minkum, semoga amal ibadah kita diterima Allah SWT. Mohon maaf lahir dan batin, semoga kita bisa menjaga ke-fitri-an ini. Fitri dalam arti benar-benar suci layaknya bayi yang baru dilahirkan, bukan fitri dalam arti sekedar kembali makan pagi. Insya Allah.
“Ada apaan sih rame-rame?”tanyaku pada salah seorang temanku yang juga ikut mengerumuni serta memeriahkan dalam acara membaca bersama di mading pagi itu.
“Ada pendaftaran anggota OSIS.”ujarnya lalu kembali melanjutkan membaca.
Aku mencoba menerobos kerumunan para pasukan putih-biru pagi itu didukung dengan rasa penasaran yang sangat kuat. Keberuntungan menjadi anak yang kecil adalah, kamu akan dapat menerobos dalam kerumunan dengan sangat mudah.
Aku tersenyum lebar tiga jari ala Indra Bekti. Sepertinya semua yang ada di kriteria yang terpamapang di situ Putri banget deh, kecuali belum menikah. Wahh aku kan sudah punya tiga anak. Seekor anak hamster yang bernama Jiun dan dua ekor ikan yang bernama tralala trilili. Hahaha, bercanda guys, mereka kan hewan piaraanku yang selalu menemaniku di saat aku susah mau pun gundah, heh ? apa bedanya?ckkckck.
Post a Comment